Selasa, 31 Januari 2017

Pesan Salah di WhatsApp Kini Bisa Diedit

View Article
WhatsApp segera memperkenalkan kemampuan untuk memanggil kembali pesan yang telah terkirim. Kabar baru ini tentunya menenangkan orang-orang yang biasanya panik setelah mengirimkan pesan yang salah. Melalui fitur yang telah lama dinantikan ini, pengguna WhatsApp bisa menghapus pesan jika pesan tersebut belum dibaca pihak penerima. 

Fungsi penghapusan pesan (delete) saat ini sedang diuji coba dalam versi beta (beta version) pembaruan WhatsApp berikutnya, bersamaan dengan kemampuan mengedit pesan terkirim yang belum dibaca oleh penerima. Kedua fitur ini termasuk versi beta sebelum aplikasi ini diluncurkan untuk konsumen, meskipun belum jelas waktunya. 

Selain menguji peranti edit ini, WhatsApp sedang menguji fitur baru yang dinamakan Live Location Tracking. Fitur ini memungkinkan pengguna menunjukkan lokasi bergerak (moving location) sejumlah teman di dalam percakapan grup sehingga mereka lebih mudah menemukan satu sama lain. Mereka bisa berbagi posisi bergeraknya dalam tiga pilihan waktu, yakni 1,2, atau 5 menit. 

Fitur Live Location Tracking dibangun dari fitur popular send your location yang mengizinkan pengguna berbagi posisi persisnya dalam satu waktu. Pengguna WhatsApp harus mengaktifkan fungsi ini secara manual untuk menghilangkan ketakutan akan privasi. 

https://tekno.tempo.co/read/news/2017/01/31/061841575/pesan-salah-di-whatsapp-kini-bisa-diedit

Mahasiswa Universitas Surabaya Membuat Keju untuk Vegetarian

View Article
Keju ternyata tak harus terbuat dari susu sapi. Tiga mahasiswa Fakultas Teknobiologi Universitas Surabaya membuat keju lunak berbahan dasar kacang Bogor, kacang kedelai hitam, dan santan. Keju olahan ini diklaim cocok untuk vegetarian.

"Keunggulan keju kedelai hitam ini ada pada kandungan lemak yang rendah, tapi kadar proteinnya lebih tinggi dibandingkan keju dari susu sapi," kata si pembuat, Doni Indra, melalui siaran pers yang diterima Tempo, Selasa, 31 Januari 2017.

Doni mengakui ide membuat keju lunak ini datang dari orang tuanya sendiri. Kedua orang tua mahasiswa asal Pasuruan tersebut merupakan vegetarian dan dianjurkan tidak mengkonsumsi keju yang berbahan dasar susu sapi. 

Kelebihan lain kacang kedelai hitam sebagai bahan baku ialah kadar proteinnya yang tinggi. Selain itu, kata Doni, harganya cenderung lebih murah dibandingkan susu sapi. 

Adapun mahasiswa lain, Andrew Reiner Gozali, membuat olahan keju lunak dari kacang Bogor dan Tiara Anindita Nugroho membuat keju dari santan kelapa. Andrew membuat keju berbahan dasar kacang Bogor karena selama ini pemanfaatan kacang Bogor sekadar direbus atau digoreng. Keju lunak dari kacang Bogor ini memiliki keunggulan, yaitu kandungan lemak rendah dan juga kadar karbohidrat lebih tinggi dibandingkan keju yang terbuat dari susu sapi. 

“Kacang bogor juga memiliki protein tinggi sehingga bisa dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan keju lunak,” tuturnya.

Lain halnya dengan Doni dan Andrew, Tiara mencampurkan santan ke dalam susu sapi untuk membuat keju lunak. Perbandingannya ialah 15 : 85 persen. Ia menjelaskan, proses kombinasi santan kelapa dengan susu sapi dalam pembuatan keju ini diharapkan dapat menciptakan cita rasa baru yang khas Indonesia.

Menurut dia, penggunaan santan yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia memungkinkan rasa keju ini mudah diterima. “Perbedaan keju dengan santan ini dibandingkan dengan keju umumnya adalah rasanya lebih gurih dan teksturnya lebih lembut karena kadar airnya lebih tinggi,” ucapnya.

Dosen pembimbing tiga mahasiswa itu, Tjandra Pantjajani, menilai inovasi pangan tersebut penting karena memanfaatkan bahan-bahan asli Indonesia untuk keju lunak. “Ini akan dapat dikonsumsi banyak orang karena memiliki kandungan protein yang tinggi,” katanya.

https://tekno.tempo.co/read/news/2017/01/31/061841591/mahasiswa-universitas-surabaya-membuat-keju-untuk-vegetarian

Mau Baca Huruf Kanji Jepang? Pakai Saja Google Word Lens

View Article
Tokyo -Pelancong berbahasa Inggris biasanya mengalami kesulitan jika bepergian ke Jepang. Selain mayoritas warganya tidak fasih berbahasa asing, semua petunjuk, umumnya tertulis dalam huruf kanji. Untungnya ada teknologi.

Kamis pekan silam, 26 Januari 2017, Google mengumumkan fitur terjemahan baru yang memudahkan para turis asing bepergian ke tempat wisata yang didominasi petunjuk berbahasa Jepang.

Google Word Lens—sebuah layanan yang tersedia melalui Google Translate pada piranti Android dan iOS —memungkinkan Anda mengarahkan ponsel kamera pada teks di petunjuk jalan atau rak mini market, dan akan langsung memberikan terjemahan pada layar dalam waktu yang nyata (real time).


“Dengan Word Lens yang sekarang tersedia untuk bahasa Jepang, Anda tak perlu khawatir mengambil arah yang salah di jalanan Shibuya atau memesan makanan yang biasanya Anda tidak makan,” ujar Masakazu Seno, engineer piranti lunak Google Translate.

Sejak diluncurkan tahun 2000 silam, aplikasi itu menawarkan terjemahan untuk 103 bahasa, dan tambahan terbaru untuk terjemahan langsung (live translation) adalah Bahasa Jepang.

Bagusnya aplikasi ini bekerja offline, sehingga Anda tidak membutuhkan koneksi Wi-Fi untuk menggunakannya, tapi anda harus mengunduh file untuk setiap bahasa yang ingin diterjemahkan.Terjemahan offline tersedia untuk 52 bahasa, sedangkan terjemahan kamera sekejap dapat dilakukan dalam 30 bahasa. 

https://tekno.tempo.co/read/news/2017/01/31/061841614/mau-baca-huruf-kanji-jepang-pakai-saja-google-word-lens

Gamer Ini Tamatkan Gim Kurang dari 10 Jam dengan Tutup Mata

View Article
Ada kalanya menamatkan sebuah gim merupakan pencapaian yang luar biasa dan memuaskan bagi banyak gamer di dunia.

Namun, hal tesebut sudah mulai 'tak menarik' lagi akibat gamer lebih memilih menamatkan gim dengan waktu secepat mungkin atau lebih dikenal dengan nama speed run.

Tak hanya gim-gim baru, beberapa gim lawas seperti Super Mario Bros pun dilahap oleh speedrunner (panggilan gamer yang melakukan speed run .red). Agar lebih menantang, mereka pun 'membatasi' diri mereka dengan berbagai cara saat bermain gim.

Terkini, seorang speedrunner berhasil menamatkan gim The Legend of Zelda: A Link to the Past meskipun matanya ditutup. Demikian yang dikutip dari laman Kotaku, Selasa (31/1/2017).
Adalah ParisianPlayer, speedrunner asal Kanada yang berhasil melakukan hal tersebut. Ia berhasil menamat gim dengan mengalahkan seluruh bos dan menemukan sebagian besar rahasia yang ada di dalam gim.

Karena tak dapat melihat, ParsianPlayer mengandalkan indera pendengarannya dan ingatannya bermain gim sehingga dapat menggunakan pedang dan bom yang Link gunakan untuk 'meraba-raba' arah dan keadaan disekitar Link.

Tak hanya membantunya menentukan arah jalan, dengan cara ini ia mampu memanfaatkan glitch yang ada di dalam gim untuk mendapatkan perlengkapan terkuat di awal-awal gim. Luar biasanya, meski matanya ditutup, ia mampu menamatkan gim ini hanya dalam waktu 9 jam 20 menit.
Bagi kamu yang penasaran dengan aksi ParisianPlayer menamatkan gim tersebut, bisa langsung klik tautannya di sini.

http://tekno.liputan6.com/read/2841579/gamer-ini-tamatkan-gim-kurang-dari-10-jam-dengan-tutup-mata?medium=Headline&campaign=Headline_click_2